Berawal dari perbincangan seperti
biasa. Ya, kita yang hanya bisa melalui chatting.
Untuk mendengar suaramu saja belum tentu sebulan sekali. Apalagi untuk
menatap wajahmu meskipun hanya melalui layar laptop. Saat aku meminta untuk video
call, lagi-lagi sinyal tak mendukung. Ya, aku mengerti. Dan itu sudah
biasa. Sedih rasanya, mahal sekali hanya untuk melihat dan mendengar suaramu. Kaupun
tidak pernah menelponku. Mungkin, karena kita tidak biasa berbincang melalui handphone? Atau karena takut recent callnya terbaca? Haha, aku tidak
tahu.
Akhir-akhir ini perasaanku memang
tidak enak entah mengapa. Lagi-lagi, perasaan yang tak enak itu selalu mengarah
kepadamu. Mungkin, hanya aku saja yang terlalu berlebihan. Aku memberanikan
diri untuk memperlihatkan kegelisahanku padamu dengan cara yang berbeda, dengan
memancingmu.
Ternyata benar. Setelah kupancing,
akhirnya kaupun mengaku. Ada seorang wanita, yang baru kau kenal 5 hari di
pertemuan itu mendekatimu. Aku tahu, kau pria yang ideal. Tidak hanya di
mataku, mungkin first impression
orang lain juga terutama lawan jenis. Kau tampan, baik hati, ramah, pintar,
ditambah dengan senyummu yang sangat kusuka. Aku tidak tahu wanita itu seperti
apa. Mungkin dia lebih cantik dari aku? Atau lebih pintar? Aku tidak tahu. Kau menanggapinya,
tidak memberitahu kalau kau sudah punya aku. Dengan alasan, kau kasian
terhadapnya. Takut menghancurkan urusan yang harus diselesaikannya. Ditambah yang
aku bingung, kau bilang bahwa kau tak tega karena ia belum pernah pacaran. Kau bingung,
kau memikirkannya. Ada apa denganmu? Apakah kau tidak mengerti perasaanku
sedangkan kau lebih memikirkan orang yang baru kau kenal ? Taukah rasanya tidak
dianggap? Kau seperti tidak menghargai kehadiranku. Kau bilang, jika urusannya
sudah selesai, kau segera memberitahunya. Kau tahu, menunggu waktu yang tepat
sama saja dengan memberi harapannya? Jika ia sudah mulai mencintaimu, ia akan
datang kepadamu dan kau masih punya perasaan tak tega? Kaupun memberi luang
untuknya? Dan akhirnya perasaanmu juga ikut tumbuh untuknya. Itu hal yang
sangat kutakutkan. Sebenarnya sama saja, jika kau memberitahunya sekarang dan nanti
ia akan tetap kecewa. Namun, alangkah baiknya ia tahu sekarang. Wanita jika
tahu bahwa orang yang ia suka sudah punya kekasih, ia akan berhenti walaupun
kecewa. Karena semua wanita sama, merasakan bagaimana jika ia berada
diposisinya.
Aku hanya memperlihatkan rasa
masa bodoh tentang itu padamu. Padahal, dari lubuk hati yang paling dalam aku
menangis. Hidup itu pilihan, sayang. Kita sudah menjalani ini hampir dua tahun.
Tidakkah kau ingat setelah apa yang kita perjuangkan selama ini? Tidakkah kau
lihat perjuanganku? Sepuluh bulan kita sudah menjalani hubungan jarak jauh ini.
Aku semakin takut akan semuanya. Aku tidak tahu kamu dimana, sedang apa,
bersama siapa, dll. Kamu sibukpun aku mengerti. Pernahkah aku menuntut suatuhal
darimu? Pernahkah? Aku tidak peduli jika kau menganggap aku berlebihan, tapi
inilah yang kurasa. Aku terima permintaan maafmu. Sebenarnya, yang kubutuhkan
bukanlah permintaan maaf. Tapi, apa yang akan kaulakukan. Aku begini karena aku
menyayangimu.
Maafkan aku yang tak bisa
memenuhi keinginanmu. Namun, aku selalu membuka segalanya sebisaku untukmu
disini. Jika kau butuh, aku selalu siap untukmu apapun itu. Aku maklumi memang
hasrat manusia adalah mencari yang lebih baik. Semuanya kembali pada diri kita
masing-masing.
Ada
yang baru, belum tentu lebih baik dari yang lama. Apakah ia akan mencintaimu
sedalam aku mencintaimu?